GAMBARIDOEP.COM – Halo sahabat, apa kabar. Salam sejahtera, sehat selalu dari kami-GambarIdoep. Artikel ini semacam sarasehan, meski tak serupa benar, mungkin boleh jadi-obrolan ringan, praktisi independen GambarIdoep, bertukar cerita.
Ada dua hal penting bagi dunia seni-kreatif, panggung teater ataupun film, sehat rohani-
jasmani, karena menghadapi kerja fisik sekaligus kerja pikiran terindah, serentak, cepat
mengambil keputusan estetis, mendesak, jika dibutuhkan.
Hal tersebut bukan persyaratan dasar, akan tetapi merupakan ketentuan utama, bagi insan seni-kreatif atau kreatifitas seni. Karena, sebuah karya seni-hasil totalitas berfikir dalam plot luas perencanaan, mencapai eskalasi ekstase estetis-kusyuk, bercita rasa, citra pencapaian ide-konsep, dalam ranah makrifat seni-kreatif. Kira-kira begitu.
***
Kerja seni-kreatif, kali ini khusus pada bidang seni film, sekaligus seni panggung teater
keduanya bertetangga dekat, secara simultan ada pada ranah fisik-nonfisik. Setelah konsep, ide-daya kerangka pemikiran insan kreatif, wajib segera melangkah ke-dunia realitas, riset, meneliti kebenaran data secara fisik, tata rupa lingkungan hingga sarana fisik ruang kreatif, sebagai lokasi penataan ruang-ruang konstruksi sipil-arsitektural seni film ataupun seni teater.
Mencapai kehidupan panggung realitas fotografis dalam frame kamera film-bertemulah
pencitraan tata cahaya pada ruang-pencapaian atmosfer pengadeganan, tokoh, kostum, make up, detail konstruksi set properti pada film atau pada panggung teater, hand properties alias properti penyerta peranan, sesuai dengan alur dramaturgi pada film ataupun teater, telah terkonsep dalam pemetaan adegan-Skenografer Teater alias Scene Designer ataupun pada film, oleh pemetaan scenery pengadeganan, frame by frame-Director of Photography (DOP) alias Sinematografer-biang kerok karakter fotografis, mampu membangun imaji estetis-serentak dalam tim, bersama film director-sutradara film.
Wajib menggedor penonton sepanjang film berlangsung, seting kamera, menentukan jarak-arah pandang pada tokoh peranan, mencipta titik natural di antara foreground to background, berkesinambungan arah pandang, scene by scene-in frame to out frame, in-out scenery by shot, pada benda-benda bergerak dari rangkaian sebuah film, semisal, mobil, pesawat, kereta api, pedesaan, orang per-orang, koreografi, berdasarkan akurasi detail kebutuhan frame visual penyutradaraan-skenario.
Meskipun hal ihwal fisik-nonfisik, tata rupa, cahaya, efek tertentu pada benda hidup atau mati tersebut, kini, mampu-digantikan oleh sistem grafis kreatif, Computer-generated imagery (CGI), meski tak sempurna benar, CGI, masih harus terus update sistem-kecerdasan, sesuai kebutuhan industri film tertentu, terkini, kadang-kadang kalau tak teliti benar, dari sistem tekno itu, akan masih ada celah kebocoran sinkronisasi dari simulasi tata acuan sistem tersebut, semisal realitas pencahayaan pada ranah digital-daylight, akan mencapai-warm day atau cool day, ini sekadar catatan kehati-hatian, terkecuali, memang ada efek khusus akan dicapai.

Perlu diingat bahwa tekno dimensi grafis CGI, bukan maha dewa, mampu mencipta segalanya, CGI, hanya alat bantu tambahan jika diperlukan-adalah Akira Korosawa, pada masanya, menunggu fajar di puncak bukit, pada karya seni film RAN, dengan kesabaran prima pencapaian kerja kreatif natural, menunggu waktu fajar, sebagaimana cuaca diinginkan-CGI, tekno sistem komputer grafis itu, memerlukan input data, akan bekerja sesuai reka cipta kreasi dari tim kreatif film tersebut, kembali sesuai kebutuhan pada, arahan DOP, penyutradaraan-skenario, termasuk menyesuaikan kebutuhan trend mode, moda estetis tengah menjadi gaya hidup pada public, calon penonton film, serta kekuatan finansial pendukung produksi film tersebut.
***
Lantas apakah realitas panggung teater serupa benar dengan film, ya atau tidak, sama tapi tak serupa, namun ada sebutan begini, antara lain, & panggung pertunjukan teater itu, sangat filmis & atau tata rupa pencahayaan teater itu, mampu mencipta ruang-ruang realitas filmis, lagi, serupa tapi tak sama, kalau mau dibilang tak serupa banget, enggak juga, kalau mau menelusuri segi-segi persiapan implementasi materi seni teater ataupun seni film.
Pada senirupa teater, tampak mata berbeda dengan film, sebab kejadian peristiwa
pengadeganan terjadi di panggung proscenium, arena, trust stage, black box, open stage,
kedudukan kamera digantikan langsung oleh mata penontonnya-kalaupun ada kamera video, lebih pada kebutuhan dokumentasi-alur karakter dramaturgi mengalir mondar-mandir dari panggung kepada penonton saling menggugah perasaan estetika cita rasa peristiwa.
Kembali pada ide-konsep kreatif, skenario, skenografi, koreografi, penyutradaraan, serta
segudang kelengkapan set properties, moving properties, berikut juga properti penyerta
peranan-hand properties, costume, make up. Backdrop, membangun atmosfer perubahan
dalam ranah tata cahaya, jarak antara alias blocking, mendorong karakter peranan menjadi terdepan, berhadap-hadapan langsung dengan pemirsanya.
